Bermula dari bekerja di tempat usaha pembuatan Songkok milik keluarga di Johor Malaysia di tahun 2000, Nur Azizah bersama Suaminya SyafranSyafar semakin memperdalam kemampuan dalam menjahit songkok. Kemudian di tahun 2005 Ibu Nur Azizah bersama suami memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri, berbekal ilmu yang sudah di pelajari selama bekerja di Johor Malaysia akhirnya mereka pulang ke Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau dengan modal yang ada, kemudian membeli 1 Mesin Jahit dan 1 mesin sulam dan beberapa bahan kain maka dimulailah usaha ini.
Saat awal produksi tahun 2005, Nur Azizah membuat songkok di rumah dan hanya ditemani sang suami, tak ada ruangan khusus untuk memproduksi songkok. Untuk memasarkan songkok maka ditawarkan ke pasar, ketoko-toko bahkan diantar ke kantor-kantor, setelah semakin banyak yang memesan maka Nur Azizah mengalami sedikit kendala dalam hal permodalan,
Pada Tahun 2010 bersama rekan-rekan usahanya sesama penjahit membentuk kelompok Swadaya Masyarakat dengan Nama KSM Mandiri, dan mulai melakukan pinjaman di UPK BKM Kota Piring Madani Kelurahan Melayu Kota Piring, Kota Tanjungpinang Provinsi Kepualaun Riau.Pinjaman mula-mula yang mereka peroleh dari UPK mulai dari Rp. 2,500,000 per KSM sampai 10.000.000 per KSM. Pada Tahun 2014 saat kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) Mulai berjalan di Kelurahan Melayu Kota Piring, Nur Azizah bersama KSM Anggrek yang beranggotakan lima orang yakni Nur Azizah Sebagai Ketua KSM, Supeno sebagai Sekretaris KSM, Aling Sukalim sebagai Bendahara KSM, Anggota KSM yaitu Mey Ekowati dan Syahruni mendaftar menjadi KSM Pemanfaat kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) dan setelah di verifikasi kelayakan KSM akhirnya pada Bulan Desember 2015mendapatkan tambahan modal sebesar Rp.19.000.000 per KSM. Dari tambahan modal ini semakin membantu dalam meningkatkan jumlah produksi songkok.
Dalam sehari, songkok yang dihasilkan mencapai 20 buah, mengenai harga jualnya, dia menyebutkan beranekaragam mulai dari harga Rp 50.000 hinggaRp 150.000 per songkok. "Itu harga songkok disesuaikan dengan permintaan pembeli, untuk songkok polos anak-anak Rp 50.000, Dewasa Rp 70.000, Songkok yang bordiran untuk anak-anakRp 100.000 dan untuk Dewasa Rp 120.000, Kalau harga songkok dengan ukuran tinggi Rp 150.000 per buah" kata ibuNurAzizah.
Usaha yang sudah digeluti selama 16 tahun ini sudah mulai membuahkan hasil, dimana saat ini dengan keuntungan yang diperoleh mereka sudah bisa mempunyai toko sendiri yang dinamai “Gurindam Songkok” yang beralamat di Jalan A. Yani Kelurahan Kampung Bulang RT 1 RW 8, untuk semakin meningkatkan minat masyarakat dalam membeli songkok,Nur Azizah bersama suami mulai membuat aneka variasi songkok sehingga para pembeli juga semakin tertarik, dimana songkok dibuatdengan berbagai bahan kain pakaian, bahan kain songket, dari bahan dasar Ulos dan dengan berbagai macam model bordiran yang cukup menarik disesuaikan dengan permintaan pemesan.
Produksi songkok Ibu Nur Azizah terdiri dari berbagai ukuran, dan disesuaikan dengan pesanan. Begitu juga soal tinggi ukurannya. "Banyak juga yang pesan dengan ukuran tinggi dari ukuran yang umum terjual di pasaran," katanya.Dalam hal pemasaran juga semakin berkembang, songkok yang di produksi Nur Azizah sudah dipesan sampai keluar Kota Tanjungpinang, banyak orang yang memesan dari kabupaten Lingga, Natuna, Karimun, Bintan.
Namun demikian, NurAzizah dan Keluarga sangat bersyukur karena bisnis yang digelutinya bias semakin maju. Produksi songkok perbulan mencapai 100 Songkok, dengan total penjualan bisa minimal 50 songkok dan perbulan sudah mampu meraup keuntungan hingga Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000. Jika bulan puasa, naik hingga 50 persen."Ya paling banyak pembeli mulai ramai saat Maulid Nabi sampai setelah Idul Adha tapi setelah haji biasanya menurun," ungkapnya.
Setiap usaha pastinya ada pasang surut dengan permasalahannya sendiri. Kendala yang harus dihadapi bagi pengusaha daerah ini ialah pada ketersediaan bahan baku. Namun itu tak menghalangi usaha ini untuk berkembang.