![]() |
Penulis : Nelvi Gustiani (Askot Infra) |
Dengan keterbatasan ekonomi masih banyak masyarakat desa Tulang yang belum memiliki jamban keluarga. Maka untuk BLM tahun anggaran 2014 dengan pagut dana Rp. 17.500.000 maka dialokasikan untuk kegiatan jamban keluarga sebanyak 5 unit. Pendanaan diprioritaskan ke jamban keluarga dikarenakan lebih tepat sasaran langsung ke warga miskin. Untuk kegiatan jamban keluarga ini tersebar di dua RT dan dua RW yaitu 3 unit di RT 01 / RW 01 dan 2 unit di RT 02 / RW 02.
Selama beberapa tahun proram berada di desa Tulang, BKM mempunyai evaluasi tersendiri untuk mengalokasikan dana kegiatan yang lebih prioritas dari segi pemanfaat. Untuk desa Tulang, masih banyak warga tidak memiliki jamban pribadi. Sebagian mereka masih betah menumpang ke rumah terdekat atau ke keluarga dalam menggunakan jamban
Kegiatan jamban ini bisa terealisasi berkat kerja sama, koordinasi dan transparansi yang tidak terputus dari BKM, UP-UP, Relawan dan KSM. Dari tahap pengusulan kegiatan telah kelihatan satu KSM yang bisa melaksanakan kegiatan ini. KSM Bunga Kasturi. Dengan ketuai oleh Guntur yang juga sebagai pemanfaat maka diberilah kepercayaan sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan. BKM Tulang Mufakat sangat transparansi dalam pengelolaan dana BLM ke KSM. Koordinasi yang bagus dari BKM, UPL dan KSM dengan sendirinya terbentuknya transparansi. Masalah dana merupakan masalah yang sensitif untuk dibicarakan. Dengan transparansi yang ada maka nilai swadaya yang tinggi muncul dalam kegiatan ini ditingkat KSM.
KSM Bunga Kasturi dibentuk pada tanggal 17 November 2013. Butuh waktu dua tahun KSM Bunga Kasturi untuk melaksanakan kegiatan jamban ini. Dengan adanya kendala pendanaan, perencanaan tahun 2013 baru bisa dilaksanakan di tahun 2015. Pada tanggal 23 Oktober 2015, BKM melalui sekretaris BKM mencairkan dana ke KSM Bunga Kasturi sebesar 60% dari total dana Rp. 17.500.000. Pencairan yang pertermin tidak membuat kegiatan terkendali menunggu pencairantermin berikutnya. Tingkat swadaya yang sangat besar di KSM dan pemanfaat faktor terbesar keberhasilan kegiatan jamban keluarga. Dari perencanaan target nilai swadayanya adalah Rp. 6.895.000 sedangkan realisasi dilapangan adalah sebesar Rp. 8.477.000. Swadaya ini tercakup dari beberapa item seperti upah tukang, material dan konsumsi.
Mengingat kegiatan jamban keluarga ini langsung kepemanfaat maka pemanfaat itu sendiri sebagai pengelola dan berkelanjutan. Logika yang dibangun, sebagai pemanfaat otomatis pengelolaan akan lebih terjamin dari mereka dan untuk mereka.